Kulangkahkan kakiku menapaki lantai halte untuk menunggu bis
sekolah.
Dia ada di sana! Lagi-lagi cowok itu ada disana. Dia berdiri
di halte dengan gayanya yang always cool.
Hampir tiap hari aku bertemu cowok itu di halte. Yeah… kami memang
sama-sama menunggu bis sekolah disini. Meskipun beda sekolah, tapi letak
sekolah kami searah.
Cowok itu tinggi, agak kurus. Kulitnya putih, rambutnya
hitam lurus belah tengah, hidungnya mancung, bibirnya merah, dan bermata sipit.
Dia punya wajah oriental.
Yeah… memang dia tipeku banget. Semua orang tahu aku suka
banget sama cowok oriental.
Usianya sekitar 17 tahunan.
Bagaimana aku bisa tahu usianya sementara namanya saja aku
nggak tahu?
Karena aku sudah melihat dia sejak aku duduk di kelas satu
SMA. Hingga kini aku kelas 3 SMA dan aku masih melihatnya.
Sudah cukup lama aku mengagumi cowok itu diam-diam. Tapi aku
hanya berani menatapnya dari jauh saja. Untuk yang lebih dari itu, aku nggak
bisa berbuat apa-apa.
“Kenapa nggak diajak kenalan aja sih Din..?” tanya Rista, temanku
pada suatu hari.
Sama seperti aku dan si tampan itu, Rista juga pelanggan
setia halte bis ini. Dan kepekaannya kepada kondisi yang terjadi di sekitar
membuatnya tahu apa yang kurasakan tanpa aku harus bilang apa-apa padanya.
“Bukannya lebih enak kalau udah kenal?! Kamu bisa ngobrol
sama dia, bisa PDKT juga,” ucap Rista lagi.
Aku hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Rista.
Bagaimana mungkin aku bisa ngajak dia kenalan..?!? Berdiri
di dekatnya saja tubuhku langsung gemetar.
Pernah suatu hari si tampan itu duduk di sebelahku di dalam
bis sekolah. Aku langsung membeku tak bisa bergerak. Mana mungkin aku bisa
ngajak dia ngobrol?!
Lagipula, dia juga sepertinya nggak punya inisiatif ngajak
aku ngobrol. Sepertinya aku sama sekali nggak ada dalam daftar perhatiannya.
Kurasa aku cukup puas hanya dengan melihatnya saja. Lagipula….
aku pernah melihatnya jalan sama cewek cantik banget.
Yeah… si tampan yang punya wajah oriental itu sudah punya
pacar.
Jadi biarlah aku mengaguminya dari jauh saja tanpa tahu
siapa sebenarnya nama cowok itu. Dan biarlah dia tetap tidak tahu keberadaanku.
By: Cepi R Dini
By: Cepi R Dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar