Minggu, 05 Agustus 2012

Di Sebuah Rumah

Sebuah Impala hitam berhenti tepat di depan rumah bercat putih. Seorang pemuda berambut cokelat keemasan keluar dari mobil dan mulai melangkah memasuki halaman rumah.Di kanan-kiri jalan masuk rumah itu terhampar bermacam-macam tanaman bunga. Mata hiju pemuda itu menatap tanaman mawar hitam di samping kanannya. Ia ingat, tanamam itu sudah ada sejak ia kecil. Ibunya sendiri yang menanam bunga itu. Pemuda itu melanjutkan langkahnya, dan duduk di sebuah kursi di beranda rumah itu. Pemuda itu hanya diam disana.

Matahari mulai condong ke arah barat. Langit yang semula berwarna biru cerah mulai berubah gelap. Sebuah sedan berwarna silver berhenti di belakang Impala hitam di depan rumah. Seorang pemuda jangkung keluar dari  mobil itu. Pemuda yang mengenakan T-shirt hijau dan jaket cokelat itu berjalan menghampiri pemuda yang duduk di beranda rumah.
“Kau sudah lama menunggu?” tanya pemuda jangkung itu.
“Tidak juga,” sahut pemuda berambut cokelat keemasan.
“Kita pergi sekarang?” tanya pemuda jangkung lagi.
Pemuda berambut cokelat kemasan hanya mengangguk seraya bangkit berdiri. Mereka berdua berjalan bersama menuju mobil mereka masing-masing, dan meluncur meninggalkan rumah bercat putih tersebut, menuju pemakaman tempat orang tua mereka bersemayam.

By: Cepi R Dini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar